Renungan Ramadan: Alqur'an Sebagai Sumber Kemuliaan

SOMBAOPU, GOWAMEDIA.COM - Renungan kali ini merupakan inti ceramah tarwih Ustadz Bahrunnida Amin yang disampaikan pada malam ketujuh Ramadan 1446 H, Kamis, 06 Maret 2025 di Masjid Muhammad Cheng Hoo, Jalan Aroepala Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Ceramah bertema "Mulia dengan Alqur’an", yang
menekankan bahwa kemuliaan sejati hanya dapat diraih melalui interaksi yang
mendalam dengan kitab suci Alqur’an.
Dalam ceramahnya, Ustaz Bahrunnida Amin menjelaskan bahwa Alqur’an
adalah petunjuk bagi manusia. Allah menegaskan dalam firman-Nya bahwa Alqur’an
adalah hudan lil muttaqin, yaitu petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa. Namun, dalam beberapa ayat lainnya, Allah juga menyebut Alqur’an
sebagai hudan lil nas, yakni petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Meskipun ada orang-orang yang tidak beriman kepada Alqur’an,
Kitab ini tetap menjadi fakta nyata yang terbukti dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Sepanjang sejarah, tidak
ada hasil penelitian yang bertentangan dengan kebenaran yang telah disampaikan
dalam Alqur’an. Oleh karena itu, siapa pun yang berinteraksi dengan Alqur’an
pasti akan mendapatkan kemuliaan, baik di dunia maupun di akhirat.
1. Allah Muliakan Malaikat
Jibril
Kemuliaan Alqur’an juga tercermin dalam makhluk yang
menyampaikannya, yaitu Malaikat Jibril. Jibril adalah pemimpin para malaikat
dan disebut sebagai Ar-Ruh, karena dialah yang membawa wahyu dari Allah kepada
para nabi. Jika wahyu tidak diturunkan, maka manusia akan tersesat dan berada
dalam kegelapan.
Mengutip firman Allah yang menjelaskan bahwa sebelum menjadi
rasul, Nabi Muhammad? dalam keadaan tidak
mengetahui kebenaran, hingga akhirnya mendapatkan petunjuk melalui Alqur’an.
Manusia yang tidak mendapatkan petunjuk dari Allah melalui Alqur’an akan merasa
sempit dadanya, seperti seseorang yang mengalami sesak napas. Oleh karena itu,
membaca dan memahami Alqur’an adalah cara untuk mendapatkan kelapangan hati dan
ketenangan jiwa.
2. Allah Muliakan Nabi Muhammad
Selain Malaikat Jibril, kemuliaan juga diberikan kepada Nabi
Muhammad ? sebagai penerima
wahyu. Dalam ceramahnya, Ustaz Bahrunnida Amin menekankan bahwa Rasulullah ? adalah Sayyidul Mursalin, pemimpin
para rasul, meskipun beliau adalah nabi yang terakhir. Tentu Nabi Muhammad ?
lebih mulia daripada Malaikat Jibril.
Umatnya juga mendapatkan keistimewaan sebagaimana yang
disebutkan dalam firman Allah:
"Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia..." (QS. Ali Imran: 110)
Salah satu bukti kemuliaan Nabi Muhammad ? adalah cara Allah menyebut namanya dalam Alqur’an. Jika
nabi-nabi lain seperti Adam, Musa, dan Ibrahim disebut langsung dengan nama
mereka, maka Nabi Muhammad ? justru dipanggil
dengan gelar kehormatan seperti "Ya Ayyuhan Nabi", "Ya Ayyuhal
Muzzammil", dan "Ya Ayyuhal Muddatsir". Ini menunjukkan betapa
istimewanya Rasulullah ? dibandingkan dengan
para nabi lainnya.
3. Allah Muliakan Makkah
dan Madinah
Allah telah menetapkan beberapa tempat dan waktu yang
dimuliakan. Salah satunya adalah Makkah dan Madinah, dua kota suci yang
memiliki keutamaan luar biasa. Bahkan, satu kali salat di Masjidil Haram setara
dengan 100.000 kali salat di masjid lain di seluruh dunia.
Selain itu Alqur’an hanya turun di dua tempat, yakni Makkah
dan Madinah, yang kita kenal sebagai surat/ayat Makkiyah dan surah/ayat Madaniyyah.
4. Allah Muliakan
Ramadan
Selain tempat, waktu juga memiliki kemuliaannya sendiri.
Salah satu bulan yang paling mulia dalam Islam adalah Ramadan, karena di bulan
inilah Alqur’an diturunkan. Oleh karena itu, Ramadan menjadi waktu terbaik
untuk meningkatkan interaksi dengan Alqur’an, baik melalui tilawah, tadabbur,
maupun pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana Meraih Kemuliaan dengan Alqur’an?
Kemuliaan dalam Islam tidak bisa diraih hanya dengan
kebanggaan semata, tetapi harus diperjuangkan. Ustaz Bahrunnida Amin menegaskan
bahwa satu-satunya cara untuk menjadi mulia adalah dengan belajar dan
mengajarkan Alqur’an. Rasulullah ?
bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alqur’an dan
mengajarkannya." (HR. Bukhari)
Oleh karena itu, umat Islam harus:
- Mempelajari Alqur’an, baik dari segi tajwid, makna, maupun tafsirnya.
- Mengajarkan Alqur’an kepada keluarga dan masyarakat agar semakin banyak yang mendapatkan manfaat.
- Mengamalkan Alqur’an dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
- Mendakwahkan Alqur’an dengan mengajak orang lain untuk mencintai dan mengamalkan ajaran-Nya.
- Memperjuangkan Alqur’an, baik dalam pendidikan, kebijakan, maupun kehidupan sosial.
Dengan demikian, kemuliaan sejati hanya bisa diraih dengan Alqur’an.
Allah telah memuliakan makhluk yang berkaitan dengan Alqur’an, seperti Malaikat
Jibril sebagai penyampainya, Nabi Muhammad ?
sebagai penerimanya, serta Makkah dan Madinah sebagai tempat turunnya wahyu.
Selain itu, Ramadan juga dimuliakan sebagai bulan turunnya Alqur’an.
Sebagai umat Islam, kita tidak bisa menjadi Jibril atau
menjadi tempat turunnya Alqur’an, tetapi kita bisa mempelajari, mengajarkan,
dan mengamalkan Alqur’an dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita biasakan
membaca, memahami, dan mendakwahkan Alqur’an agar kita termasuk dalam golongan
orang-orang yang dimuliakan oleh Allah. Semoga kita semua menjadi bagian dari
umat yang mulia dengan Alqur’an.(*)
Pilih saluran andalanmu akses berita GowaMedia.com WhatsApp
Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VamRQ1BCHDyibEJvUV3W. Pastikan kamu
sudah install aplikasi WhatsApp ya.